Index Hangseng adalah rata rata dari gabungan harga saham blue chips 33 perusahaan di hongkong.
seperti : Cathay Pacific, China Mobile, HSBC dan Hang Seng Bank

Yang mempunyai fluktuasi harga harian antara 100 - 500 poin per hari.
dengan nilai 1 poin = $5 atau Rp. 50.000
Jadi dalam sehari ada peluang uang yang bergerak antara $ 500 - $ 2.500 atau
Rp. 5 Jt - 25 Jt Rupiah.

Untuk dapat bertransaksi di Index Hang Seng dibutuhkan margin deposit awal $ 8.000 atau Rp 80.000.000.
Dalam bertransaksi satuan yang digunakan adalah Lot. 1 Lot = $ 800 atau Rp. 8.000.000Jadi jumlah Lot yang tersedia adalah 10 Lot dengan peluang 1 Lot nya antara 1 - 25 Juta Rupiah.

Sedangkan untuk bertransaksi Indeks Hngseng mini account margin awalnya adalah
$ 2.000 atau Rp. 20.000.000
dengan nilai 1 poin = 0,5 atau Rp. 5.000
dengan peluang uang yang bergerak antara 500 ribu - 2,5 Juta Rupiah

Bagaimana Cara memanfaatkan peluang ini?
Katakanlah sehari ada peluang ung bergerak 100 - 500 poin
Jika kita tiap hari transaksi 30 poin sehari maka ada profit sekitar 1,5 juta Rupiah
sedangkan 1 bulan ada 20 hari kerja maka peluang profit kita sebulan sekitar
Rp. 30.000.000 per 1 lot transaksi padahal kita ada 10 lot.

Contoh transaksi Index Hangseng.
Hari ini 19 Desember 2007 Index open di 26879, Diperkirakan indeks akan naik maka dilakukan posisi beli jam 08.50 dapat di 26890 jam 08.05 indeks naik ke posisi 26990 maka nasabah menjual likuidasi posisinya maka profit nasabah dalam waktu 15 menit transaksi adalah :
1. Reguler account
Profit/Loss = Jual - beli X $5 X 1 Lot
= 26990 - 26890 X $5 X 1 Lot
= $ 500 atau Rp. 5.000.000
2. Mini Account
Profit/Loss = Jual - beli X $ 0,5 X 1 Lot
= 26990 - 26890 X $5 X 1 Lot
= $ 50 atau Rp. 500.000

Lalu bagaimana jika harga turun apakah kita dapat loss?
Tidak karena transaksi di Index ini adalah 2 arah jadi bisa jual dulu atau beli dulu.
Contoh :
Hari ini 18 Desember 2007 index open di 26444, diperkirakan indeks akan masih melemah karena dari tanggal 7 desember 2007 index sudah turun 3358 dari 30086 ke 26444 maka pada open market nasabah melakukan aksi jual baru 2 Lot jam 08.50 di 26600
Jam 09.20 indeks berada di 26200 maka posisi jual kita likuidasi dengan Buy Likuidasi. Maka profit nasabah dalam waktu 25 menit adalah =
1. Reguler account
Profit/Loss = Jual - beli X $5 X 2 Lot
= 26600 - 26200 X $5 X 2 Lot
= $ 500 atau Rp. 40.000.000
2. Mini Account
Profit/Loss = Jual - beli X $ 0,5 X 2 Lot
= 26990 - 26890 X $5 X 2 Lot
= $ 50 atau Rp. 4.000.000

Lalu Apakah ada Resiko dalam bisnis ini?
Resiko tentu ada apabila anda salah dalam menganalisa market.
Umpamanya market diprediksi naik ternyata turun atau
market diprediksi turun tetapi malah naik.

Lalu bagaimana cara meminimalkan resiko tersebut?
Yaitu dengan pola transaksi disiplin dengan target 30 poin per hari atau
dengan manajemen risk yaitu?
- Cut Loss
- Switching
- Hold
- Locking
- Averaging

Hangseng Indeks setiap harinya bergerak dalam kisaran range yang tinggi antar 200 - 500 poin, dengan nilai 1 poinnya $ 5. jadi tiap hari ada pergerakan uang antara $ 1000 - $ 2500 yang dapat kita manfaatkan sebagai peluang investasi.


Dalam bertransaksi margin awal yang dibutuhkan untuk :


account reguler adalah $ 10.000 (Rp. 100 Juta)


margin1 lot = $ 800


nilai 1 poin = $ 5



account mini adalah $ 2.000 (Rp. 20 juta)


margin 1 lot = $ 80


nilai 1 poin = $ 5



PRODUK INDEX YANG LAIN :



- NIKKEI JEPANG


- KOSPI KOREA



PRODUK FOREIGN EXCHANGE (FOREX)


- GBP - USD


- EURO - USD


- AUD - USD


- USD - SWISS FRANC


- USD - YEN
Dampak buruk krisis kredit macet perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat (AS) kembali mengguncang pasar modal. Maklum, krisis itu mampu menggerogoti laba perusahaan keuangan raksasa seperti Merrill Lynch dan Citigroup. Lantaran panik, investor pun melepas saham-saham emiten perbankan dan jasa keuangan lain.
Harga saham-saham keuangan ikut terseret sentimen negatif. Misalnya, kemarin, harga saham Mitsubishi UFJ Financial Group Inc ambles 3,3% ke angka 1.017 yen per saham. Selama dua hari terakhir, harga saham bank publik terbesar di Jepang ini sudah longsor 7,6%. Sedangkan di bursa Hongkong, harga saham China Life Insurer Co turun 3,1% ke angka HK$ 48,65 per saham. Ujungnya, indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Asia-Pasifik pun surut 1,6% menjadi 165,81.
Saya melihat adanya kekhawatiran terhadap dampak krisis subprime masih akan membayangi hingga tahun depan sebagaimana saya pelajari di Bloomberg. Para analis juga masih was-was terhadap dampak krisis subprime terhadap perusahaan-perusahaan keuangan di tahun 2008.
dan juga prospek pendapatan industri keuangan di tahun 2008 sepertinya masih cukup berat. Alhasil, kinerja pendapatan perusahaan-perusahaan keuangan masih akan menghadapi tantangan.
Akibat kondisi ini sentimen pasar masih konsolidasi di kisaran 28.000 dan 30.000 hingga akhir bulan sekali kali mencoba menembus 32.000 jika market optimis menunggu sikap pemotongan suku bunga Fed 25 basis point lagi. Kita bisa tunggu kejadian ini nanti pada rapat bulan Januari 2008.

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM MENANGANI RESIKO
Didalam semua bidang Investasi atau bisnis apapun yang kita hadapi pasti mengandung sebuah RESIKO. Jika Anda Investasi di bidang Stock Indeks Futures segala kemungkinan resiko dan kerugian dapat diminimalkan dengan menggunakan MANAGEMEN RESIKO.
Tehnik Managemen Resiko tersebut antara lain :
1. CUT LOSS (STOP ORDER) :Membatasi kerugian pada tingkat yang dapat ditolerir atau seminimal mungkin.
Aplikasi : dilakukan apabila pergerakan indeks cenderung melawan dari posisi order yang dilakukan.
Contoh : saat order buy dimana dikehendaki harga naik, namun pada kenyataannnya harga indeks cenderung turun. Semakin besar perlawanan pergerakan akan semakin besar kerugian yang terjadi. Untuk itu diperlukan cut loss.
Saran : Untuk itulah diperlukan pertimbangan control yang ketat terhadap kecenderungan pergerakan, juga pertimbangan kekuatan dana / equity investor.
Realisasi : order Buy New 1, di cut loss dengan order Sell Liquid atau Sell New 1, di cut lossdengan Buy Liquid.
2. SWITCHINGMeliquidasi posisi sebelumnya lalu mengambil posisi baru yang berlawanan dari posisi sebelumnya.
Aplikasi : dilakukan apabila pergerakan indeks cenderung melawan dari posisi order yang dilakukan.
Contoh : saat order buy dimana dikehendaki harga naik, namun pada kenyataannnya harga indeks cenderung turun. Semakin besar perlawanan pergerakan akan semakin besar kerugian yang terjadi. Untuk itulah diperlukan teknik switching
Realisasi : order Sell New 1, di liquid dengan Buy N1 Liquid, dan Open Buy N1. Jadi switching posisi dengan order Buy N2 untuk Liquidasi posisi dan Open posisi.
Atau ,
Order Buy New 1, di liquid dengan Sell N1 Liquid. Dan Open Sell N1. Jadi switching posisi dengan order Sell N2 untuk liquidasi posisi dan Open Sell.
3. LOCKING
Membuka posisi baru yang berlawanan arah dengan posisi sebelumnya.
Aplikasi : dilakukan apabila pergerakan indeks cenderung melawan dari posisi order yang dilakukan.
Contoh : saat order buy dimana dikehendaki harga naik, namun pada kenyataannnya harga indeks cenderung turun. Atau sebaliknya.
Pertimbangan : semakin besar perlawanan pergerakan akan semakin besar kerugian yang terjadi. Untuk itu diperlukan teknik locking.
Saran : Untuk itulah diperlukan pertimbangan control yang ketat terhadap pemahaman akan kecenderungan pergerakan, juga pertimbangan kekuatan dana / equity investor.
Realisasi : order Buy New 1, di locking dengan order Sell New 1 atau Sell New 1, di lockingdengan Buy New 1.
4. BREAK EVENT POINT
Membuka posisi baru yang berlawanan arah dengan posisi sebelumnya.
Aplikasi : dilakukan apabila pergerakan indeks cenderung melawan dari posisi order yang dilakukan.
Contoh : Open Sell New 1 dan diliquid dengan Buy 1 Liquid, dengan perbedaan 13 point.
5. AVERAGING
Membentuk piramida dengan mengambil posisi yang sama dengan posisi sebelumnya, dengan jumlah lot yang dilipat gandakan.
Diposting oleh InvestasiNikkeiHangseng di Rabu, Oktober 31, 2007 0 komentar Link ke posting ini

Fed Rate Cut 31 Oktober 2007
Berikut ulasan dari hasil riset Bank DBS :
Attached please find our Daily Breakfast Spread for October 31. Key points include:
MY: Bank Negara kept the policy rate unchanged at 3.50%IN: The RBI left all the policy rates unchanged but hiked the cash reserve ratio (CRR) by 50bp to 7.5%
MY: Look for a sharp slowdown in Sept exports to 10% YoY and for only mild recovery in domestic demand
US: We expect a 25bp cut from the Fed which we suspect will be the last cut for the Fed; 3Q07 GDP is expected at 2.7% QoQ saar (consensus: 3.1%)
JP: The focal point of today's BOJ meeting will be the board's review of the Outlook Report
Currencies: The US dolar will be weak if tonight's FOMC statement and Fri's US jobs data leave the door open for another easing in Dec
Fi xed income: We expect tonight's FOMC to be bond-positive
sumber :http://www.dbs.com/research
Diposting oleh InvestasiNikkeiHangseng di Rabu, Oktober 31, 2007 0 komentar Link ke posting ini
Sabtu, 2007 Oktober 27

Investor China ke bursa Hong Kong
Beberapa waktu yang lalu, investor China tidak punya pilihan lain selain transaksi di bursa Shanghai Stock Exc. karena memang mereka tidak diizinkan oleh pemerintahnya untuk invest dibursa lain.
Namun, belakangan ini, pemerintah China mengeluarkan kebijakan yang mengijinkan rakyatnya boleh transaksi di bursa Hongkong. Kita lihat bahwa HSI naik dengan akselerasi belakangan ini. Dan, Indek Shanghai sudah mulai sedikit teredam kenaikannnya.
Saat ini invest di Hongkong jauh lebih menarik daripada invest di Shanghai, karena untuk perusahaan yg sama, PER di Hongkong jauh lebih rendah daripada PER di Shanghai.
Diposting oleh InvestasiNikkeiHangseng di Sabtu, Oktober 27, 2007 0 komentar Link ke posting ini
Senin, 2007 Oktober 22

Antara pembiayaan syariah & perdagangan berjangka
Jika sebelumnya dibahas mengenai transaksi jual beli dengan akad Bai' as Salam, kini kami akan membicarakan harga tangguh atau sinonim dengan istilah berjangka (futures) dalam sistem perdagangan berjangka.
Berbicara mengenai harga tangguh, tentunya memunculkan dua jenis harga yaitu tunai (cash) yang di dalam sistem perdagangan berjangka disebut harga spot atau harga pasar fisik dan harga tangguh yang dalam istilah perdagangan berjangka disebut harga futures. Ada beda pendapat dikalangan ulama mengenai dua harga ini.
Pendapat pertama dari Mashab Syafii dan Hambali, bahwa transaksi jual beli tersebut akan batal, dengan alasan mengandung unsur gharar (manipulasi) atau berupa ketidakjelasan dalam penentuan harga. Padahal, dalam ketentuan syariah diharuskan adanya kejelasan harga barang.
Pendapat kedua berasal dari Mashab Hanafi, bahwa transaksi jual-beli ardhain tergolong fasad (tidak sahih) karena harga yang menjadi unsur utama dalam transaksi tidak jelas. Namun, transaksi itu menjadi sahih bila pembeli menyetujui salah satu dari harga tunai atau harga berjangka.
Pendapat ketiga dari Imam Malik mengatakan bahwa jual beli tersebut sah karena kedua harga dapat dianalogikan dengan khiyar (hak memilih) yaitu adanya pilihan (opsi) bagi pembeli untuk memutuskan apakah akan melanjutkan transaksi atau tidak.
Para ulama juga sependapat bahwa harga berjangka seharusnya lebih tinggi dari harga sekarang (spot price), karena adanya biaya-biaya. Pendapat ini sudah difatwakan para ulama setelah zaman Khalifah Rasyidin, di antaranya Imam Ali Zainal Abidin cicit dari Sayyidina Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib.
Harga tangguh ini cukup sensitif, mengingat bila tidak dipahami secara mendalam, akan membuat aplikasinya menjadi haram karena mengandung unsur riba.Harga futures dalam sistem ekonomi kapitalis hampir dipastikan terkait dengan perhitungan bunga sebagai opportunity cost dan terkait dengan nilai waktu uang, sementara Islam tidak mengenal nilai waktu uang.
Oleh karena itu, agar kontrak berjangka memenuhi ketentuan syariah, maka harus lebih dulu dihilangkan unsur bunga dalam komponen carry cost, dan hanya memperhitungkan biaya simpan, asuransi (syariah) dan margin keuntungan yang diharapkan.
Para ulama dan cendekiawan muslim juga bersikap hati-hati mengenai harga tangguh, mengingat ada suatu kebiasaan praktik ijon di masyarakat yang juga menggunakan harga tangguh, namun sama sekali tidak sesuai dengan syariah dan cenderung merugikan pihak penjual.Sebenarnya Bai' as Salam ataupun kontrak berjangka sangat berbeda dengan ijon. Sebab pada ijon, barang yang diperjualbelikan tidak memiliki spesifikasi yang jelas, tidak diukur dan ditimbang secara jelas dan spesifik. Spesifikasi pihak pembeli dalam hal ini tengkulak memiliki posisi tawar yang lebih kuat.Pihak penjual tidak dapat melepas dengan mudah karena keterikatan kontrak.
Sementara itu, Bai' as Salam mensyaratkan adanya kepastian mengenai spesifikasi barang, dan ini semua terpenuhi dalam suatu produk kontrak berjangka komoditas.
Kontrak berjangka komoditas justru mengatur lebih terinci tentang barang yang ditransaksikan, menurut Undang-Undang No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, telah didefinisikan kontrak berjangka adalah suatu bentuk kontrak standar untuk membeli atau menjual komoditas dalam jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan di kemudian hari yang telah ditetapkan.
Hal ini sesuai dengan Al Hadis riwayat Ahamad Bin Hambal dan Al Baihaqi dari Ibnu Mas'ud,"Jangan kamu membeli ikan dalam air, karena sesungguhnya jual beli yang demikian itu mengandung penipuan."
Kontrak berjangka merupakan salah satu produk yang ditransaksikan di bursa berjangka, karenanya setiap pihak memiliki posisi tawar (bargaining position) yang sama, tidak ada yang dominan dan tidak ada pihak yang mengalami tekanan.
sumber : http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/valas-komoditas/1id25557.html